Entri yang Diunggulkan

MEMAHAMI PUISI SECARA CEPAT

bila kita hendak memahami puisi dengan cepat berikut elemen utama yang perlu diperhatikan. 1. tema puisi 2. Rasa 3. Kata Kongkrit 4.Ejam...

Minggu, 17 November 2013

Skenario Film Independen "Puisi Sang Rembulan"



PUISI SANG REMBULAN
Skenario/Sutradara : Wiko Antoni






SINOPSIS
USTADZ HADI  seorang pemuda yang mengabdi untuk pendidikan didesanya berjuang untuk membantu pendidikan seorang anak yatim. Maryati ibu si anak dituduh telah berbuat salah dengannya. Fitnah yang menyebar deras membuat hadi memutuskan untuk menikahi Halimah, perjuangannya tak sis-sia, Hadi berhasil menyekolahkan Mahdi hingga sarjana, ketika Mahdi ingin memperkenalkan calon isterinya dan membawakan sedikit oleh-oleh untuk ayah tirinya tersebut ia harus kecewa karena Mahdi  telah meninggal dunia karena penyakit yang ia derita sejak usia muda.


PROLOG
Titel: wikoantoniIndiesinema pressent:
FIDE WHITE
MS.MAHDI DUDUK DI MEJA TULIS.  MAHDI DEWASA SEDANG  MENULIS.
XS PENA MAHDI  MENARI DI ATAS KERTAS
BLUR TO

Visual
USTADZ HADI SEDANG MENGAJAR MENGAJI.
USTADZ HADI KELUAR DARI MUSHALLA
USTADZ HADI SEDANG DIGODA  GADIS-GADIS
USTADZ HADI BERJALAN DIJALANAN DESA
USTADZ HADI SEDANG AZAN
OS : MUSIK.  NARASI
LAYAKNYA TAMATAN S1 IAIN LAIN. USTADZ  INI GEMAR BERDIAM DI MUSHALLA. PENAMPILANNYA SEDERHANA. PECI DAN BAJU KOKO. MURAH SENYUM DAN TIDAK PEMARAH. TERUSTERANG. WAKTU SMP DULU AKU IRI PADANYA. KEHADIRANNYA SELALU MENARIK PERHATIAN PARA GADIS. SELALU SAJA SETIAP  SORE SELESAI MENGAJAR ANAK-ANAK MENGAJI BANYAK GADIS YANG MENANTINYA PULANG DARI  MUSHALLA. BERBAGAI ALASAN MEREKA LAKUKAN, MULAI DARI PURA-PURA INGIN BELAJAR NGAJI, HINGGA MINTA ANTAR PULANG.,
USTADZ INI SELALU DENGAN SABAR MENOLAK AJAKAN YANG MENGADA-ADA ITU DENGAN SENYUM KHASNYA. NAMUN BEBERAPA WAKTU SEBELUM KEJADIAN YANG AKAN AKU CERITAKAN INI. SUNGGUH AKU TAK MENYANGKA. BUSTADZ INI AKAN MENJADI ORANG YANG SANGAT BERPERAN PENTING DALAM HIDUPKU, DALAM CITA-CITAKU YANG  INGIN MENJADI SARJANA. KENTAANNYA KINI  KINI AKU JADI SEORANG GURU DIKAMPUNGKU. INILAH USTADZ YANG BUKAN HANYA HAFAL AYAT DAN HADIST TAPI BENAR-BENARA MEMELIHARA ANAK YATIM DENGAN KESUNGGUHAN, WALAUPUN SEBENARNYA UNTUK ITU SEMUA IA TELAH MENGORBANKAN DIRINYA SENDIRI. MASA MUDA, KETAMPANANNYA BAHKAN KESEMPATANNYA MENIKAHI SEORAANG GADIS. DEMI KETULUSAN CINTANYA DAN KECINTAANNYA ITU,  IA AKHIRNYA HARUS MENIKAHI JANDA BERANAK SATU . ANAK ITU YATIM SEJAK AYAHNYA MENINGGAL SAAT  IA BERUSIA TUJUH TAHUN. ITULAH AKU DALAM KISAH INI. DAN USTADZ INI ADALAH AYAH KEDUA BAGIKU. YANG MENYAMPAIKAN HARAPANKU MENAPAKI JENJANG PERKULIAHAN YANG AKU IDAMKAN SEJAK KECIL.
INILAH USTADZ DALAM CERITAKU INI. USTADZ HADI YANG BERJUANG MELAWAN PENYAKIT SEJAK KECIL. PENYAKIT YANG TIDAK DIDEKTEKSI MEDIS. USTADZ HADI SEORANG BAPAK ANAK YATIM YANG SEBENARNYA, DAN BAPAK PENDIDIKAN YANG AKU SAYANGI.
BLUR TO
TITEL:
“MENGEJAR MATAHARI”
SKENARIO/SUTRADARA WIKO ANTONI
CUT TO

ADEGAN 1. RUANG KELAS. PAGI.
Shine 1
Titel Muara Perentak, Merangin 2002
Music : Viol Merangin
Bu guru Aminah sedang Mengajar
LS. To McU
Bu Guru Aminah                     : pendidikan adalah sangat penting, dengan pendidikan kita akan mengetahui rahasia ilmu  yang dapat mempermudah manusia dalam menjalani kehidupan. Baiklah siapa diantara kalian yang ingin sekolah tinggi hingga sarjana.
Shine 2
MS
Mahdi                                        : Saya bu.
Shine 3
CU
Ibu Guru Aminah                    : bagus.siapa lagi.
Shine 4
Mcu
Mutia                                         : saya bu.
Shine 5
MS
Ibu guru Aminah                     : bagus, untuk menjalani pendidikan yang tinggi kita harus belajar dengan giat. Sekarang  kita masuk ke pelajaran. Hari ini kita akan belajar menulis puisi. Dalam menulis puisi pertama kali yang harus dilakukan adalah menentukan tema yang akan kita tulis.
Cut to

ADEGAN 2. PINTU KELAS.
Shine 1
ES Papan Merek “Kelas VII B” Zoom In to MS Bagian depan Kelas VII.
Shine 2 Pintu Kelas VII
Shine 3. XS to MS
 anak-anak keluar kelas, Mahdi bersama Mutia keluar dari pintu.
Shine 4 Ms Mahdi dan Mutia
Mutia.                                        : Mahdi tunggu, aku ingin kamu celik puisi Aku elok dak.
Mahdi                                        : coba aku celik dulu. (Mahdi Membaca kertas yang diserahkan Mutia).
Shine 5  Cu Mahdi
Mahdi                                        : Macam nya kau mulai jatuh cinta.
Shine 6 MCU Mutia
MUTIA                                      : (Malu-malu) ah tidak ini tentang alam Perentak negeri yang aku cintai.
Shine 7 CU Mahdi
Mahdi                                        : coba ku periksa, bila bulan purnama menyinari tebing, senyum sang bulan menusuk hati, bila pagi datang dan bulan pergi, ia tak hilang dalam hati. Ini ungkapan dara remaja, nan belum berani bermain cinta. Esok aku akan buktikan bulan itu pasti jatuh ke pelukan. Perentak 12 Mei 2002.
Shine 8 MS Mahdi dan Mutia
MAHDI                                     : Jangan bersembunyi Mutia, siapa cowok yang kau impikan, kita masih terlalu muda untuk itu,  ingatlah dilokal tadi Cuma kita berdua yang menyatakan ingin sekolah hingga sarjana, jangan lupa cita-cita hanya karena tipuan perasaan masa remaja.
Shine 9 MLS Mahdi dan Mutia
Mutia                                         : Bulan itu yang akan menerangi langkahku hingga meraih gelar sarjana. Aku ingin jadi guru. Dengan sinaran bulan itu aku arahkan langkahku menuju meja guru  yang ada didepan lokal kita. Kau lihat saja nanti.
Shine 10
Fide Right Halaman Sekolah OS To LS Mahdi To Mutia
Mahdi                                        : aku penasaran pada siapa sahabatku ini jatuh hati.
Mutia                                         : Bila kelak kita dewasa, aku akan katakan padamu.
Shine 11
MLS. Mahdi dan Mutia
Mahdi                                        : Baiklah , yuh kito balik, sekolah ini sudah sepi.
Mutia                                         : Naik motorku bae, kau yang bawak.
Mahdi                                        : tidak Mutia, pulang nanti aku langsung ke kebun, ibuku membangkit getah hari ini, ini aku sudah bawa baju ganti.
Mutia                                         : Kau belum makan apa sanggup mengangkat getah.
Shine 12
MCU Mahdi
Mahdi                                        : Ini rahasia, jangan sekali-kali katakan pada teman lain aku malu. Sebenarnya aku selalu ke kebun setiap pulang sekolah. Aku membantu ibuku menderes, hari ini beras habis, pulangpun aku mau makan apa.  Tak ada yang bisa di makan, aku harus bawa getah itu ke toke, uangnya untuk beli beras.
Shine 13
CU Mutia
Mutia                                         : begini saja, aku punya uang sedikit, kau  pakailah buat beli beras, nanti setelah makan baru ke kebun.
Shine 14
MLS Mahdi
Mahdi                                        : Tidak, ibuku terlalu lama menunggu, terima kasih atas tawaranmu.
Shine 15 Cu Mutia
Mutia                                         : Baiklah, aku pergi dulu, ini ada beberapa kue  bekalku hari ini,  oh ya kue ini aku sendiri yang membuatnya. Aku belajar dari mak. Bawalah bekal ini, setidaknya perutmu tidak kosong saat bekerja.
Mahdi                                        : terima kasih, kau baik sekali.
Shine 15
MLS Mahdi dan Mutia
Mutia                                         : demi bulanku agar terus bersinar.
Mahdi                                        : apa?
Mutia                                         : Tidak, aku pulang dulu ya.
Mahdi                                        : ya terima kasih banyak.
Shine 16
MLS. Mutia naik motor hingga hilang di pagar sekolah
Shine 17.
CU Mahdi tersenyum
Cut To

ADEGAN 3
Shine 1
Zoom In LS To MCU halaman Rumah, Mahdi duduk di tangga. Os suara Maryati memanggil anaknya.
MARYATI                                          : Mahdi, makanlah nak, nasi sudah matang.
MS                                                        : Baik Mak. (Mahdi Masuk Rumah)
Shine 2  MLS Ruang Tengah Rumah, Mahdi dan Maryati.
MARYATI                                          : (Batuk-Batuk). Bagaimana sekolahmu nak.
Shine 3
CU Mahdi
MAHDI                                               : (Sambil Menyuap nasi) Baik-baik be Mak, oh ya mak aku di utus jadi perwakilan sekolah untuk lomba baca puisi di Bangko. Senin ini nak berangkat.
Shine 4 CU Maryati
Maryati                                               : Baguslah nak, tapi dengan apa kau berangkat, mak dak do duit untuk ongkos kau.
Shine 5.
XS tempurung OS Maryati  Batuk-batuk, . tampak darah segar bercampur ludahnya
Shine 6
MLS. Mahdi dan Maryati, Mahdi berhenti makan.
Mahdi                                        : Mak dak apa-apa mak?
Maryati                                     : Makan be lah, mak Cuma letih, mak tidur dulu.
Shine 7.
MLS. Maryati masuk bilik.
Shine 8.
CU MAHDI MENATAP TAJAM WAJAHNYA CEMAS.
Cut To
ADEGAN 4 RUANG KANTOR. SIANG.
Shine 1
In Frame. Fade Down. Gambar burung Garuda to wajah pak Jamil
Pak Jamil                                  : sebelum kau ke Bangko bapak mau lihat dulu bagaimana baca puisimu.
Shine 2
 MLS Zoom in to MCU. MAHDI
Mahdi                                        : Aku dak jadi nak ikut ke Bangko dak Pak. Lebih Baik anak lain be.
OS. Suara Pak Jamil
Pak Jamil                                  : E, kenapa Mahdi, bapak sudah pilih diantara semua teman kau, kaulah yang terbaik.
Mahdi                                        : Aku dak ado duit untuk ongkos pak, mak ku sedang sakit pula.
Shine 3.
MCU. Pak Jamil
Pak Jamil                                  : Tenang be, segala biaya sekolah yang tanggung. Kini coba baca puisi yang kau buat.
Shine 4.
Mahdi.
Mahdi membaca puisi:
Menggapai Rembulan  Karya Mahdi Yusmar.
Ini mimpi seorang anak desa,
Berebut dengan takdir menyinari tanah kelahiran.
Aku ingin jadi Purnamai dikelam kampung ini,
Kemudian mengatakan pada semua, pada air, tanah dan semak belukar
Kampung ini adalah syurga, dimana orang-orang
Hanya menggoreskan harapan pada pohon
Lantas bercengkrama dengan mimpi.
Aku mau semu tahu. Akulah Purnama  itu.
Aku dilahirkan untuk mereka.
Perentak, 23 Maret 2002.
Shine 5.
MCU. Pak Jamil.
Pak Jamil                                  : Bagus sekali, bersiaplah, senin kita berangkat. Bapak ditugaskan sebagai guru yang mendampingimu.
ADEGAN 5.
Shine 1
MLS HALAMAN RUMAH. MAHDI BERBONCENGAN DENGAN SEPEDA MOTOR PAK JAMIL.
Shine 2
MLS Zoom In To MS. Mhadi dan Pak Jamil. Mahdi Turun dari Motor.
PAK JAMIL                              : Mak kau pasti senang kau dapat juara I di Bangko.
MAHDI                                     : terima kasih pak, semua ini atas bantuan bapak, bapak tak singgah.
PAK JAMIL                              : Tidak bapak harus pulang, ada pekerjaan yang harus bapak selesaikan.
Shine 3
MLS, MAHDI NAIK TANGGA RUMAH.
Cut To

ADEGAN 6.
Shine 1
PINTU BILIK. MAHDI MUNCUL DARI LUAR. CU Mahdi gembira.
MAHDI                                     : mak aku dapat juara (Wajah Mahdi berubah) Pak Ustadz ada apa dengan mak aku.
Shine 2.
MLS. Pak Ustadz meneteng air dan tasbih, Maryati terbaring lemah.
Pak Ustadz                                           : Sudah Pulang kau nak.
Shine 3.
MCU. Pak Ustadz
Pak Ustadz                               : Coba cari bantuan, mak kau harus segera dibawa ke Bangko. Sakitnya tambah parah.
Shine 4.
Cu. Mahdi.
MAHDI                                     : Baik pak Ustadz, (Mahdi  keluar kamar).
CUT TO
ADEGAN 6.
Shine 1.
In frame. Lapangan Voly SIANG. Anak-anak muda asyik bermain voly ada yang Cuma duduk dan ngobrol.
Shine 2
Fade Right. Sudut kiri ke kanan lapangan.
Shine 3
MLS Rini dan Imah.
RINI                                           : Eh Mah, kau tau tidak, selama jando di kampung kita ini sakit, kakak aku tu  terus  be ke rumah nya.
Shine 4
Cu. Imah, wajahnya kaget.
IMAH                                        : Masak iyo, Rin.
Shine 5
Cu Rini.
RINI                                           : Iya, tadi kuliahat pulak dia ke rumah jando tu, eh Mah. Anaknya yang SMP itu kudengar ke Bangko dua hadi yang lalu, jadi dia di rumah sendirian. Kiro-kiro ngapo yo abang tu kerumahnyo tiap hadi?
Shine 6
CU Imah
IMAH                                        : (Cemburu) Kurang ajar jando itu, biak kuserang dia, enak saja mau rebut pak Ustadz dari aku, tak tau diri. Memangnya dia pantas dengan ustadz bujang yang gagah itu. ustadz itu milikku. Akan kuserang dia sekarang.(Melangkah naik motor)
Shine 7
(CU. RINI TERSENYUM PUAS)
RINI                                           : Mampus kau jando. Enak be nak ganggu kakak aku. Keno kau kini.
CUT TO.

ADEGAN 7
Shine 1
LS. MAHDI BERLARI KERUMAH PAK RT.
Shine 2
MCU. Mahdi
MAHDI                                     : Assalamualaikum. Pak RT Tolong Pak.
Shine 3
MLS. MAHDI dan Pak RT
PAK RT                                     : (Keluar dari Rumah) ada apo Mahdi.
MAHDI                                     : Mak aku sakit Parah, tolong pak.
PAK RT                                     : Baliklah dulu, kagek bapak susul kau. Kalu perlu dibawak ke Bangko pakai be mobil bapak.
MAHDI                                     : Yo pak, aku balik.
PAK RT                                     : yo. Hati-hati, tunggu bapak, bapak ganti baju dulu.

CUT TO
ADEGAN 8
Shine 1
MLS. HALAMAN RUMAH. ORANG-ORANG MENERIAKI PAK USTADZ.
Shine 2
CU Orang 1
Orang 1                                      : oi Ustadz bango, keluar kau, dasar pendusta, macam orang alim  tahu-tahu mennedekam di rumah jando.
Shine  3
CU Orang 2
Orang 2                                      : Keluar kau kalu dak kami bakar rumah ini.
Shine 4
MLS. IMAH
IMAH                                        : Betul bapak-bapak kapan perlu kita rajam jando tu, bikin sial kampung.

Shine 5
MLS. RINI
RINI                                           : Bang keluar bang, lah buto mato abang, awak alim, sekolah tinggi, gagah, masak mengejar jando. Bikin malu be.
Shine 6
MLS. USTADZ.
USTADZ MUNCUL DI PINTU. BERDIRI DI TANGGA.
Shine 7
MCU. Ustadz.
USTADZ                                   : Ado apo ini bapak-bapak, Maryati tu sakit parah, ambo ko sedang berusaha membujuknya supaya mau berobat ke Bangko.
OS. Orang orang mencibir dengan teriakan UUUUU….
Shine 8
MCU Imah.
Imah                                          : hei bang, lah buto mato abang, jando macam tu yang abang incar. Aku ni suko samo abang sejak dulu, aku ni cantik, mudo ngapo pilih dia pulak, tinggalin dio bang aku cinto samo abang. ( OS. orang-orang berteriak mencibir lagi).
Shine 9
CU. Orang 1
Orang 1                                      : kiniko pergi kau dari kampung ini. Kau ustadz pembawa sial.
Shine 10
CU Orang 2
Orang 2                                      : Benar, kalau idak kau nikahi jando tu (terdengar orang –orang tertawa).
Shine 11
PAK USTADZ
Ustadz                                       : Dengar, kini tolong bawak Maryati berobat ke Bangko, aku bersumpah pada kalian, bila dia sembuh aku akan menikahinya sesuai kemauan kalian. (OS. kembali orang-orang tertawa)
Shine 12
CU. Rini
RINI                                           : bang Sadar abang yang abang ucapkan, apa abang sudah tidak waras.
Shine 13
CU. IMAH.
IMAH                                        : Iyo bang macam mano nasib aku, aku ni cinto sama abang.
Shine 14
MCU. Pak Ustadz
USTADZ                                   : bapak dan ibu dengar, tolong saya. Saya akan ikuti kemauan bapak ibu, saya akan nikahi dia.
Shine. 15
MLS. Orang 1
Orang 1                                      : (tertawa, sudahlah, kalau lah macam tu nian mabuk kau. ei para perempuan, bawak jando tu keluar, kau Fikri pinjam mobil Pak RT. Bawa Jando tu ka Bangko. (OS. Terdengar orang-orang  berteriak Uuuuu…...)
Shine 16
PAK RT MUNCUL DARI KERUMUNAN ORANG.
Shine 17.
MCU. PAK RT.
PAK RT                                     : bapak-bapak ibu sekalian, sekarang  tak usah kita rebut lagi, yang jelas kini yang sakit kita selamatkan. Soal ustadz muda ini nanti kita urus, para perempuan, tolong bawa Maryati keluar kita bawa dia ke Bangko. Mobil sedang dibawa Rustam Kemari, bawak Maryati ke bawah. Kito anta dio berobat ke Bangko.
Shine 18.
MS. SM. MARYATI  DI GOTONG IBU-IBU TURUN TANGGA.
CUT TO
ADEGAN 9
Shine 1
In frame plang merek SMA.
Title “4 tahun kemudian”
Shine 2
IN FRAME HALAMAN SMA MUARA PERENTAK.
Shine 3
CU. MUTIA.
MUTIA                                      : Bapak tiri kau baik nian, masak dia janjikan akan biayai kau kuliah.
Shine 4
MLS. MAHDI DAN MUTIA.
MAHDI                                     : Jangan bilang dia bapak tiriku, dia bapakku yang diturunkan Tuhan melanjutkan tanggungjawab bapakku yang dulu.
MUTIA                                      : Maaf, aku bukan bermaksud membuat kau marah oh ya,  masih ingat  puisi yang aku tulis SMP dulu.
Shine 5 Cu
CU. MAHDI
MAHDI                                     : Ini hari perpisahan, kau akan kuliah ke Padang, aku hanya di Bangko di STKIP YPM. Bacalah puisi itu.
Shine 6 Cu
CU. MUTIA
MUTIA                                      : baiklah,
Shine 7
MLS. Mutia membaca puisi.
bila bulan purnama menyinari tebing, senyum sang bulan menusuk hati, bila pagi datang dan bulan pergi, ia tak hilang dalam hati. Ini ungkapan dara remaja, nan belum berani bermain cinta. Esok aku akan buktikan bulan itu pasti jatuh ke pelukan. Perentak 12 Mei 2002.
Shine 8
MLS. Mutia dan Mahdi
MAHDI                                     : Indah Sekali, tapi siapa rembulan itu.
MUTIA                                      : tunggu aku sarjana, akan aku katakan padamu.
MAHDI                                     : baik, aku Tunggu. Kini  mari kita pulang.
Shine 9
MCU MUTIA
MUTIA                                      : Aku punya sesuatu untukmu. (Membuka tasnya dan mengeluarkan kain panjang) ini untukmu.
Shine 10.
MS. MUTIA DAN MAHDI.
MAHDI                                     : apa maksudnya, betuka kain pendukung bagaimana dengan bulanmu itu.
MUTIA                                      : bertukar kain pendukung itu dilakukan saat bertandang, laki-laki juga membawa kain untuk gadis. Ini kenang-kenangan, agar saat kuliah kau selalu ingat padaku. Ingat pada cita-cita kita, ingin  menjadi sarjana. Itu yang kita katakan pada bu Aminah saat kita SMP dulu. Kini cita-cita itu dihadapan mata. Aku tak mau cewek-cewek cantik di kampusmu membuat klau lupa cita-cita kita.
Shine 11
MCU TO CU MAHDI
MAHDI                                     : (TERTAWA) Mutia, aku tak akan kecewakan bapakku, bap;ak yang diutus Tuhan untuk meneruskan tanggungjawab ayahku yang sudah pergi, itulah yang selalu ia katakan padaku bila aku berbuat salah. Ia selalu berkata demikian, berulang kali itu ia ucapkan bila aku melawan padanya. Aku tak akan kecewakan dia, aku tahu dia benar-benar mendidikku bukan marah padaku sekalipun aku sering membuatnya marah. Tapi tak ada salahnya menerima pemberian sahabatku yang manis ini, aku terima terima kasih. (menerima  kain). Aku hanya punya ini. (MAHDI MEMBERIKAN SECARIK KERTAS)
Shine 12
CU. MUTIA
MUTIA                                      : oh indah sekali puisi ini. Kau yang membuatnya. Tolong baca untukku.
OS. SUARA MAHDI.
MAHDI                                     : kelak bila aku telah mendapat gelar sarjana aku akan membacakannya.
CU. MUTIA                              : (TERSENYUM) balas dendam ya…
CUT TO.
ADEGAN 9
Shine 1
IN FRAME TO MS HALAMAN KANTOR PBS. STKIP YPM BANGKO. MAHDI DAN SEORANG DOSEN
Dosen                                         : jadi kau mau meneliti nilai sastera pada pantun mudo saat betandang, wah bagus itu.
MAHDI                                     : Ya pak aku sudah punya narasumbernya.
Dosen                                         : bapak akan bantu, kebetulan bapak punya beberapa buku tentang analisis sastera, ajukanlah judulmu ke jurusan.
MAHDI                                     : baik pak.
Shine 2
CU. WAJAH MAHDI CERAH, IA TERSENYUM.
CUT TO
Shine 1
MS MAHDI BIMBINGAN SKRIPSI. MLSTo XS lembar kertas Skripsi dan pena mencoret beberapa bagian.
Shine 2
IN FRAME. MAHDI KELUAR LOKAL SAMBIL TERSENYUM.
ADEGAN  10
Shine 1
MLS. MAHDI. MOTOR MAHDI MASUK HALAMAN.
Shine 2
IN FRAME. MAHDI NAIK TANGGA RUMAH.
Shine 3
RUMAH. SIANG. USTADZ TERBARING. IA SAKIT. MAHDI MASUK.
Shine 4
MAHDI MELANGKAH MENDEKATI USTADZ.
Shine 5
MS. MAHDI DAN PAK USTADZ
MAHDI                                     : assalamualaikum.
USTADZ                                   : wa alaikum salam.
Shine 6
XS MAHDI MENGAMBIL TANGAN USTADZ DAN MENCIUMNYA.
Shine 7
CU MAHDI
MAHDI                                     : badan bapak panas sekali. Pak lebih baik aku cari mobil untuk membawa bapak ke Bangko.
Shine 8
CU. PAK USTADZ TERBARING PUCAT.
USTADZ                                   : Sudahlah nak, bapak tadi malam bermimpi, kau berada di atas mahligai kemudian turun. Kau gendong bapak untuk kau bawa ke mahligai itu tapi bapak terlepas olehmu. Tapi setelah itu bapak bertemu dengan almarhum ayahmu dulu, ia peluk bapak dan terus mengucapkan terima kasih sementara ibumu terlihat tersenyum. Aneh seolah ada dua orang yang sama persis dengan ibumu, yang satu ikut denganmu ka atas mahligai yang satu lagi membimbing tangan bapak ke taman bunga yang sangat indah. Kau pasti tahu maknanya.
Shine 9
MLS. MAHDI DAN PAK USTADZ
Mahdi                                        : Pak jangan berkata begitu, aku mau bapak melihat aku berpakaian wisuda. Aku anak bapak, sama seperti Rukiah dan Nisa.
USTADZ                                   :  Benar nak, kau anakku, jangan ragu sayang bapak padamu. Tapi bapak ini mempunyai penyakit yang tak diketahui dokter nak, itu tidak bapak beritahu pada kalian, hanya ibumu yang tahu. Orang tua bapak cukup terpandang di k ampung ini. Kau pasti tahu nek tan kau adalah toke terkaya disini. Sejak kecil bapak bahkan sudah dibawa ke singapur untuk berobat. Para dokter itu tidak tahu nama penyakit bapak. Dulu sering kau lihat bapak sakit, kemudian sembuh sendiri. Bila berkehendak esok tuhan akan menyembukan bapak dan hadir di wisudamu.  Sudah selesai ujian akhirmu?
MAHDI                                     : Minggu depan pak.
Shine 10
MCU PAK USTADZ TERSENYUM.
USTADZ                                   :Baik, ada emas dilemari, ibumu juga tak tahu. Bila kau mau wisuda jual emas itu. Bila bapak tak datang diwisudamu kelak ingatlah, seperti bapakmu yang dulu, bapak akan selalu ada dalam hatimu.
(OS) MAHDI                            : Jangan berkata begitu pak.
USTADZ                                   : Sudah ashar tolong ambilkan air bapak mau berwudlu.
(OS) MAHDI                            : Baik Pak.
Shine 11
MAHDI MELANGKAH MENUJU DAPUR.
ADEGAN 11
Shine 1
IN FRAME PARA PENGUJI DI RUANG KOMPERHENSIF
Shine 2
IN FRAME Zoom To MCU. MAHDI
MAHDI                                     : menurut kajian strukturalisme genetik, fungsi pantun mudo adalah sebagai penghias pergaulan muda-mudi, pantun mudo berupa hiasan tuturan percintaan. Dalam hal ini seiring perubahan zaman, tiadanya tradisi bertandang membuat tuturan ibi juga tidak diucapkan lagi maka disini dapatlah disimpulkan bahwa satu struktur budaya hilang akan membuat pola pergaulan muda-mudi berubah dan karakter pergaulan muda-mudi juga akan berubah. Demikian kesimpulan penelitian saya.
Shine 3
MCU MODERATOR PENGUJI
MODERATOR PENGUJI: baik sebelum kami memutuskan apakah skripsi anda lulus kami perlu bersidang silahkan anda keluar dulu.
Shine 4
CU. MAHDI
MAHDI                                     : baik Bu
ADEGAN 12
Shine 1
IN FRAME. PINTU RUANG SIDANG TUGAS AKHIR. MAHDI KELUAR HENPHONYA BERDERING.
Shine 2.
IN FRAME. MAHDI MENGANGKAT TELEPON.
SUARA MUTIA                        : hei Di aku sudah selesai kompre kemarin. Aku lulus dengan nilai A kau macam mana.
Mahdi                                        : Aku sedang ujian sekarang.
Mutia                                         : oke kita ketemu di dusun Selasa, aku sedang berangkat pulang sekarang.
Mahdi                                        : oke. Kita ketemu di dusun, aku akan bacakan puisi yang ada padamu itu dan kau harus katakan siapa rembulanmu itu.
Mutia                                         : Siapa takut.
Shine  3
IN FRAME PINTU RUANG SIDANG. SESEORANG MUNCUL  MEMANGGIL MAHDI.
Shine 4
MS Seseorang                          : Mahdi Masuk penguji akan membacakan hasil sidangnya.
Shine 5
IN FRAME PINTU RUANG SIDANG. MAHDI MASUK.
ADEGAN 13
Shine 1
IN FRAME DEWAN PENGUJI.
Shine  2
MS. SEKRETARIS PENGUJI.
Sekretaris Penguji                    : setelah bersidang, dengan sangat berat hati kami harus membuat keputusan sulit. Apa anda siap mendengarnya.
Shine 3
MS. MAHDI. CEMAS
Mahdi                                        : Siap bu.
O.S Moderator Penguji           : baik, hasil sidang kami dari dewan penguji telah mempertimbangkan isi skripsi anda, kami tahu anda sudah dengan susah payah menyusunnya tapi apalah daya kami, kami ditugaskan menguji anda maka…(sejenak hening)  swaudara Mahdi anda siap dengan segala keputusan yang akan anda dengar.
Mahdi                                        : (cemas) siap bu.
Shine 4
MS. SEKRETARIS PENGUJI
Moderator Penguji                  : baik, kami telah memutuskan bahwa anda, (DIAM SEJENAK)  lulus dengan nilai A. Selamat!
Shine 5
CU. MAHDI TERSENYUM BAHAGIA.
 Shine 6
MS. MAHDI MENGUSAP AIR MATA.
Mahdi                                        : alhamdulillah.
Shine 7
IN FRAME.MAHDI menhgejar tangan para penguji dan menciumnya sanbil menangis.
MAHDI                                       : terima kasih bu, pak. Terima kasih.
CUT TO.
ADEGAN 14
Shine 1
IN FRAME. JALAN RAYA.
Shine 2
Ls. Zoom to MS. Mahdi mampir di rumah Mutia. Motor nya ia parkir di halaman.
Shine 3
MS. MAHDI DI PINTU RUMAH MUTIA.
Mahdi                                        : Assalamualaikum.
Shine 4
IN FRAME. PINTU. Ibu Mutia Muncul
Ibu Mutia                                  : kau mahdi masuklah.
Shine 5
MS. MAHDI DAN IBU MUTIA
Mahdi                                        : disini saja mak, aku hanya sebentar.
Ibu Mutia                                  : baiklah mak panggilkan mutia dulu.
Mahdi                                        : baik mak.
Shine 6
IN FRAME. PINTU RUMAH. Ibu Mutia masuk.
Shine 7
MS. MAHDI TERSENYUM SENDIRI.
Mahdi                                        : Ayah aku telah berhasil memperjuangkan cita-citamu, kini aku akan perkenalkan padamu mutia. Tapi sebelumnya aku akan katakan dulu padanya, aku  mencintainya. Bila ia menerimanya aku akan bawa dia padamu ayah…ayah do`akan aku. (terdengar suara mutia, Mahdi terkejut)
OS. Mutia                                  : hei bicara sendiri. Sudah gila ya.
Shine 8
MCU. MAHDI KAGET. MENOLEH KE MUTIA.
Mahdi                                        : (gugup) kau mendengarkan kata-kataku?
Shine 9
CU. MUTIA TERSENYUM.
Mutia                                         : sebagian, oh ya. Kapan kau akan membacakan puisi ini untukku.
Shine 10
MLS. MAHDI DAN MUTIA.
Mahdi                                        : segera.
Mutia                                         : bacakan sekarang, akan aku katakan siapa rembulanm ku itu. ( OS. terdengar suara azan)
Shine 11
MAHDI. WAJAHNYA BERKERUT.  ZOOM OUT TO MADI DAN MUTIA.
Mahdi                                        : Perasaaku tidak enak kenapa jam begini ada orang azan di masjid.
Mutia                                         : seperti ada yang meninggal.
Shine 12
In frame. Pintu. Ibu Muyia muncul.
Ibu Mutia                                  : pergilah pulang nak, mak baru dapat kabar bapak  kau meninggal.
Shine 13
CU TO MLS. MAHDI TERKEJUT DAN HISTERIS.
Mahdi                                        : (kaget) tidak, tifdak mungkin, bapakku akan hadir saat wisudaku. Ini tidak mungkin. (mahdi meraung menahan sedihnya)
Shine 14
MS. MAHDI DAN MUTIA.
Mutia                                         : sudahlah, sabar mahdi, kau adalah purnama, jangan redup oleh kenyataan ini. Ingat kau berjanji akan menerangi kami semua. Bila puisimu disatukan dengan puisiku maka lengkaplah apa yang dibutuhkan desa kita ini padamu. Untuk itu jangan biarkan dirimu redup.
Mahdi                                        : Aku akan ke Pusara.
Mutia                                         : Baiklah aku akan ikut tunggu sebentar aku ganti pakaian.
ADEGAN.15
Shine 1
FADE LIFT POHON-POHON.
Shine 2
MS. CAHAYA MAHARAI MENEMBUS DEDAUNAN.
Shine 3
LS. JALAN MENUJU PUSARA.
Shine 4.
IN FRAME. MARYATI, NISA DAN RUKIAH BERSIMPUH DI TANAH MERAH.
Shine. 5
IN FRAME. MAHDI, IMAH, RUKIAH DAN MUTIA.
MAHDI.                                    : Mak…
MARYATI                                :  sabar be lah nak.
Shine 6
MS. MAHDI. MENANGIS TERSEDU.
MAHDI                                     : ngapo dak nunggu aku wisuda pak.
ZOOM OUT TO PUSARA DAN MAHDI. MAHDI MEMELUK NISAN.
MAHDI                                     : (MENANGIS) ngapo dak tunggu aku wisuda pak.
Shine 7
MS. MAHDI DAN NISA.
NISA                                            : sudahlah bang. Biar bapak tenang. Ayo kita balik.
Shine 8
IN MCU. MUTIA
MUTIA                                      : Mahdi. Apa kau  tidak lupa apa yang ingin kau katakan pada bapak tadi.
Shine 9
MCU. MAHDI , MUTIA DAN NISA.
MAHDI.                                    : (Menatap Mutia)  kau mendengar aku bicara sendiri tadi, sebagian atau…
Shine 10
CU. MAHDI                            
MAHDI                                     : kurasa aku tak akan pernah mengatakannya karena  saat ini ia telah tiada.
OS. Maryati                              : Nak ia selalu mengatakan. Ia tak akan pergi darimu, seperti ayahmu  yang dulu. Ia tetap ada dihatimu.
Shine 11
MCU. MUTIA.
MUTIA                                      :Kini katakanlah pada bapak  bahwa kau telah membawa gadis yang ingin kau jadikan istri itu kehadapannya.
Shine. 12
MS. MAHDI
MAHDI                                     : aku belum  mengatakan aku cintaku pada gadis itu. Bagimana mungkin aku membawanya.
Shine 13
MS. MUTIA DAN MADI
MUTIA                                      : kau selalu mmbawanya dihatimu. Kau tak pernah meninggalkannya dimimpi-mimpi dan harapan mu. Mungkin ibu Mar belum bercerita tentang itu, tapi ibuku sudah lama menjelaskannya.
Shine 14
MCU. MARYATI DAN MAHDI.
MARYATI                                : Mahdi. Mutia ini tunanganmu nak.
Shine 15
MS. ZOOM IN TO CU.
MUTIA                                      :Rembulan itu adalah dirimu, kini kau berani mengatakan pada ayahmu bahwa kau telah membawaku untuk direstuinya sebagai menantu?
Shine 16
CU. MAHDI. KAGET.
MAHDI                                     : apa? Kau menciantai diriku sejak SMP?
Mutia                                         : waktu aku baru lahir dulu, ayahmu yang terdahulu telah mengikat kau dan aku dalam pertunangan. Istilahnya adalah tukar kain di ayunan.
Shine 17
Flas back Mutia yang SMP  menerima kain dari ayahnya. Mutia memeluk kain itu di tempat tidurnya. Mutia dan Mahdi didepan SMP saat membicarakan puisi, hingga Mutia membaca puisi didepan SMA. OS suara mutia.
OS. Mutia                                  :Ayahmu yang dulu sahabat karib ayahku waktu masih bujang. Dulu mereka bersaing mendapatkan ibumu, ayahku kalah bersaing mendapatkan cinta mak Maryati, dengan sportif mereka berjanji bila anak mereka berpasangan akan dijodohkan. Cerita itu sudah diceritakan ibuku sejak aku SMP kelas 1.
Shine 18
MLS. MUTIA MENDEKATI MAHDI.
Shine 19
X S. SL MT. KAIN YANG CUKUP USANG DIHADAPKAN DARI TANGAN MUTIA PADA WAJAH MAHDI. OS SUARA MUTIA.
OS. MUTIA                              :Ini kain pendukungmu. Aku selalu membawanya saat aku tidur hatiku  mendambakan bila dewasa kelak akan jadi suamimu. Kini aku sudah dewasa, harapan itu ada dihadapanku. Jangan katakan kalau tak setuju dengan perjodohan ini. Aku mendengar segala ucapanmu didepan rumah tadi. Kau hanya perlu minta restu ayahmu yang ini, lelaki berhati emas yang mengantarmu pada cita-citamu jadi seorang sarjana.
Shine 20
MCU. WAJAH MAHDI BINGUNG  DENGAN TETES AIR MATA MASIH BERLINANG. MUSIK. BLUR TO.
ADEGAN 16
Shine 1
MS RUANG KELAS. MAHDI SEDANG MENGAJAR.
MCU. MAHDI.
MAHDI                                     : untuk memberikan motivasi bagi kalian, hari ini bapak akan bacakan sebuah puisi yang bapak tulis waktu SMP dulu. Di sini, di SMP tempat kalian sekolah ini.  (OS. Tersengar teriakan dan tepuk tangan anak-anak).
Shine  2
MS. Mahdi membaca puisi didepan kelas.

Mata Air airmata
Di sudut bibir yang selalu tersenyum,
Wajah nan selalu ramah. Mana ada amarah.
Meletakkan jembatan bagi kaki-kaki rapuhku
Menuju harapan.
Kini kuhadapkan harapan
Sebagai kenyataan. Kau genggam Cahaya kau
Peluk rembulan. Gamang memang.
Kau tak pernah mengeluh.
Shine 3
MS. PINTU KELUAR. PAK JAMIL MASUK.
Shine 4
MS. PAK JAMIL
PAK JAMIL                              : Pak Mahdi, tolong umumkan  pada anak-anak. esok kita gotong royong.
Shine 5                                     
MCU. MAHDI.
MAHDI                                     : baik pak.
Blur  to
MS. Kegiatan gotong royong guru dan siswa. Mutia selal;u didekatnya.
Shine 6.
RUANG KANTOR. MAHDI DAN MUTIA DENGAN BERDISKUSI MEMBICARAKAN PELAJARAN.
Shine 7.
LS. JEMBATAN GANTUNG. MAHDI DAN MUTIA.
Shine 8.
MS. MUTIA  MAHDI
Mutia                                           : jadi kapan abang akan bacakan puisi itu.
MAHDI                                       : aku sudah bacakan puisi itu dikelas untuk anak-anak.
Mutia                                           : tapi  dulu waktu SMA abang  janji akan membacakannya untukku.
Mahdi                                          : Untuk apa aku bacakan puisi itu padahal perwujudan puisi itu sudah ada disisiku.
Shine 9
CU MUTIA. BINGUNG          
MUTIA                                        :Maksud abang?
Shine 10.
MS. MAHDI DAN MUTIA
MAHDI                                       : sudahlah itu hanya puisi anak SMP yang sedang jatuh cinta.
Shine 11
SMT. Mutia tersenyum Manis.
Shine 12
MS. Mutia dan Mahdi menyeberangi jembatan gantung.
 Fade Out

Epilog
Setia memelihara resah itu
Tuk terangi sekeliling.
Korbankan diri kobarkan semangat

Duhai Bila tiada kau kemana
Mimpi berlabuh.
Dengan segala harap, iklaslah kau.
Wahai Mahatahari.
Perentak 2002 Mahdi Yusmar
Visual:
FOLLOW TO MAHDI DEWASA. KERTAS-KERTAS BERSERAKAN DILANTAI. MAHDI TERTIDUR MENEKUR KE MEJA TULIS.
Cut To
OS. SUARA MUTIA. : BANG MAHDI AYO MAKAN.
Cut To
MCU: MUTIA MENYUSUN KERTAS-KERTAS DIMEJA.  MCU MUTIA  GELENGH KEPALA: Hari ini Puisi apa lagi yang akan kau tulis rembulanku. Adakah yang lebih indah dari puisi masa remaja dulu?
CU. MUTIA. Tidurlah Rembulan. Kau letih  menoreh cinta untuk pendidkan. Kau lelah untuk terus membuktukan pada Ustadz Hadi bahwa kau mampu berjuang menjadi seorang pendidik layaknya ia berjuang untuk pendidikanmu. Rembulan ini akan bersinar. Aku yakin,,,,MUTIA MENYELIMUTI HARI YANG TERPEKUR DIMEJA TULIS.
FADE BLACK
Titel : SELESAI
Cerita/sutradara Wiko Antoni
Juru Kamera…
Editing Studio….
Pimpinan Produksi..
Pimpinan Lapangan…
Koordinator Muara Perentak…
Koordinator STKIP YPM Bangko…
Para Pemain…
Terima kasih Kepada…
Produksi WikoantoniIndiesinema 2013.

Tidak ada komentar: