PUISI
SANG REMBULAN
Skenario/Sutradara
: Wiko Antoni
SINOPSIS
USTADZ
HADI seorang pemuda yang mengabdi untuk
pendidikan didesanya berjuang untuk membantu pendidikan seorang anak yatim. Maryati
ibu si anak dituduh telah berbuat salah dengannya. Fitnah yang menyebar deras
membuat hadi memutuskan untuk menikahi Halimah, perjuangannya tak sis-sia, Hadi
berhasil menyekolahkan Mahdi hingga sarjana, ketika Mahdi ingin memperkenalkan
calon isterinya dan membawakan sedikit oleh-oleh untuk ayah tirinya tersebut ia
harus kecewa karena Mahdi telah
meninggal dunia karena penyakit yang ia derita sejak usia muda.
PROLOG
Titel:
wikoantoniIndiesinema pressent:
FIDE
WHITE
MS.MAHDI
DUDUK DI MEJA TULIS. MAHDI DEWASA
SEDANG MENULIS.
XS
PENA MAHDI MENARI DI ATAS KERTAS
BLUR
TO
Visual
USTADZ
HADI SEDANG MENGAJAR MENGAJI.
USTADZ
HADI KELUAR DARI MUSHALLA
USTADZ
HADI SEDANG DIGODA GADIS-GADIS
USTADZ
HADI BERJALAN DIJALANAN DESA
USTADZ
HADI SEDANG AZAN
OS
: MUSIK.
NARASI
LAYAKNYA
TAMATAN S1 IAIN LAIN. USTADZ INI GEMAR
BERDIAM DI MUSHALLA. PENAMPILANNYA SEDERHANA. PECI DAN BAJU KOKO. MURAH SENYUM
DAN TIDAK PEMARAH. TERUSTERANG. WAKTU SMP DULU AKU IRI PADANYA. KEHADIRANNYA
SELALU MENARIK PERHATIAN PARA GADIS. SELALU SAJA SETIAP SORE SELESAI MENGAJAR ANAK-ANAK MENGAJI
BANYAK GADIS YANG MENANTINYA PULANG DARI
MUSHALLA. BERBAGAI ALASAN MEREKA LAKUKAN, MULAI DARI PURA-PURA INGIN
BELAJAR NGAJI, HINGGA MINTA ANTAR PULANG.,
USTADZ
INI SELALU DENGAN SABAR MENOLAK AJAKAN YANG MENGADA-ADA ITU DENGAN SENYUM
KHASNYA. NAMUN BEBERAPA WAKTU SEBELUM KEJADIAN YANG AKAN AKU CERITAKAN INI.
SUNGGUH AKU TAK MENYANGKA. BUSTADZ INI AKAN MENJADI ORANG YANG SANGAT BERPERAN
PENTING DALAM HIDUPKU, DALAM CITA-CITAKU YANG INGIN MENJADI SARJANA. KENTAANNYA KINI KINI AKU JADI SEORANG GURU DIKAMPUNGKU. INILAH
USTADZ YANG BUKAN HANYA HAFAL AYAT DAN HADIST TAPI BENAR-BENARA MEMELIHARA ANAK
YATIM DENGAN KESUNGGUHAN, WALAUPUN SEBENARNYA UNTUK ITU SEMUA IA TELAH
MENGORBANKAN DIRINYA SENDIRI. MASA MUDA, KETAMPANANNYA BAHKAN KESEMPATANNYA
MENIKAHI SEORAANG GADIS. DEMI KETULUSAN CINTANYA DAN KECINTAANNYA ITU, IA AKHIRNYA HARUS MENIKAHI JANDA BERANAK SATU
. ANAK ITU YATIM SEJAK AYAHNYA MENINGGAL SAAT IA BERUSIA TUJUH TAHUN. ITULAH AKU DALAM KISAH
INI. DAN USTADZ INI ADALAH AYAH KEDUA BAGIKU. YANG MENYAMPAIKAN HARAPANKU
MENAPAKI JENJANG PERKULIAHAN YANG AKU IDAMKAN SEJAK KECIL.
INILAH
USTADZ DALAM CERITAKU INI. USTADZ HADI YANG BERJUANG MELAWAN PENYAKIT SEJAK
KECIL. PENYAKIT YANG TIDAK DIDEKTEKSI MEDIS. USTADZ HADI SEORANG BAPAK ANAK
YATIM YANG SEBENARNYA, DAN BAPAK PENDIDIKAN YANG AKU SAYANGI.
BLUR
TO
TITEL:
“MENGEJAR MATAHARI”
SKENARIO/SUTRADARA
WIKO ANTONI
CUT
TO
ADEGAN
1. RUANG KELAS. PAGI.
Shine
1
Titel
Muara Perentak, Merangin 2002
Music
: Viol Merangin
Bu
guru Aminah sedang Mengajar
LS.
To McU
Bu
Guru Aminah :
pendidikan adalah sangat penting, dengan pendidikan kita akan mengetahui
rahasia ilmu yang dapat mempermudah
manusia dalam menjalani kehidupan. Baiklah siapa diantara kalian yang ingin
sekolah tinggi hingga sarjana.
Shine
2
MS
Mahdi : Saya
bu.
Shine
3
CU
Ibu
Guru Aminah :
bagus.siapa lagi.
Shine
4
Mcu
Mutia : saya
bu.
Shine
5
MS
Ibu
guru Aminah : bagus,
untuk menjalani pendidikan yang tinggi kita harus belajar dengan giat.
Sekarang kita masuk ke pelajaran. Hari
ini kita akan belajar menulis puisi. Dalam menulis puisi pertama kali yang
harus dilakukan adalah menentukan tema yang akan kita tulis.
Cut
to
ADEGAN
2. PINTU KELAS.
Shine
1
ES
Papan Merek “Kelas VII B” Zoom In to MS Bagian depan Kelas VII.
Shine
2 Pintu Kelas VII
Shine
3. XS to MS
anak-anak keluar kelas, Mahdi bersama Mutia
keluar dari pintu.
Shine 4 Ms Mahdi dan Mutia
Mutia.
:
Mahdi tunggu, aku ingin kamu celik puisi Aku elok dak.
Mahdi : coba
aku celik dulu. (Mahdi Membaca kertas yang diserahkan Mutia).
Shine
5 Cu Mahdi
Mahdi : Macam
nya kau mulai jatuh cinta.
Shine
6 MCU Mutia
MUTIA :
(Malu-malu) ah tidak ini tentang alam Perentak negeri yang aku cintai.
Shine
7 CU Mahdi
Mahdi : coba
ku periksa, bila bulan purnama menyinari
tebing, senyum sang bulan menusuk hati, bila pagi datang dan bulan pergi, ia
tak hilang dalam hati. Ini ungkapan dara remaja, nan belum berani bermain
cinta. Esok aku akan buktikan bulan itu pasti jatuh ke pelukan. Perentak 12 Mei
2002.
Shine
8 MS Mahdi dan Mutia
MAHDI : Jangan
bersembunyi Mutia, siapa cowok yang kau impikan, kita masih terlalu muda untuk
itu, ingatlah dilokal tadi Cuma kita
berdua yang menyatakan ingin sekolah hingga sarjana, jangan lupa cita-cita
hanya karena tipuan perasaan masa remaja.
Shine
9 MLS Mahdi dan Mutia
Mutia
:
Bulan itu yang akan menerangi langkahku hingga meraih gelar sarjana. Aku ingin
jadi guru. Dengan sinaran bulan itu aku arahkan langkahku menuju meja guru yang ada didepan lokal kita. Kau lihat saja
nanti.
Shine
10
Fide
Right Halaman Sekolah OS To LS Mahdi To Mutia
Mahdi : aku
penasaran pada siapa sahabatku ini jatuh hati.
Mutia : Bila
kelak kita dewasa, aku akan katakan padamu.
Shine
11
MLS.
Mahdi dan Mutia
Mahdi :
Baiklah , yuh kito balik, sekolah ini sudah sepi.
Mutia : Naik
motorku bae, kau yang bawak.
Mahdi
:
tidak Mutia, pulang nanti aku langsung ke kebun, ibuku membangkit getah hari
ini, ini aku sudah bawa baju ganti.
Mutia : Kau
belum makan apa sanggup mengangkat getah.
Shine
12
MCU
Mahdi
Mahdi : Ini
rahasia, jangan sekali-kali katakan pada teman lain aku malu. Sebenarnya aku
selalu ke kebun setiap pulang sekolah. Aku membantu ibuku menderes, hari ini
beras habis, pulangpun aku mau makan apa.
Tak ada yang bisa di makan, aku harus bawa getah itu ke toke, uangnya
untuk beli beras.
Shine
13
CU
Mutia
Mutia :
begini saja, aku punya uang sedikit, kau
pakailah buat beli beras, nanti setelah makan baru ke kebun.
Shine
14
MLS
Mahdi
Mahdi : Tidak,
ibuku terlalu lama menunggu, terima kasih atas tawaranmu.
Shine
15 Cu Mutia
Mutia :
Baiklah, aku pergi dulu, ini ada beberapa kue
bekalku hari ini, oh ya kue ini
aku sendiri yang membuatnya. Aku belajar dari mak. Bawalah bekal ini,
setidaknya perutmu tidak kosong saat bekerja.
Mahdi : terima
kasih, kau baik sekali.
Shine
15
MLS
Mahdi dan Mutia
Mutia : demi
bulanku agar terus bersinar.
Mahdi : apa?
Mutia :
Tidak, aku pulang dulu ya.
Mahdi : ya
terima kasih banyak.
Shine
16
MLS.
Mutia naik motor hingga hilang di pagar sekolah
Shine
17.
CU
Mahdi tersenyum
Cut
To
ADEGAN
3
Shine
1
Zoom In LS To MCU halaman Rumah,
Mahdi duduk di tangga. Os suara Maryati memanggil anaknya.
MARYATI :
Mahdi, makanlah nak, nasi sudah matang.
MS :
Baik Mak. (Mahdi Masuk Rumah)
Shine
2 MLS Ruang Tengah Rumah, Mahdi dan Maryati.
MARYATI :
(Batuk-Batuk). Bagaimana sekolahmu nak.
Shine
3
CU
Mahdi
MAHDI :
(Sambil Menyuap nasi) Baik-baik be Mak, oh ya mak aku di utus jadi perwakilan
sekolah untuk lomba baca puisi di Bangko. Senin ini nak berangkat.
Shine 4 CU Maryati
Maryati : Baguslah nak, tapi dengan apa kau
berangkat, mak dak do duit untuk ongkos kau.
Shine
5.
XS
tempurung OS Maryati Batuk-batuk, .
tampak darah segar bercampur ludahnya
Shine
6
MLS.
Mahdi
dan Maryati, Mahdi berhenti makan.
Mahdi : Mak
dak apa-apa mak?
Maryati : Makan be
lah, mak Cuma letih, mak tidur dulu.
Shine
7.
MLS.
Maryati
masuk bilik.
Shine
8.
CU
MAHDI MENATAP TAJAM WAJAHNYA CEMAS.
Cut
To
ADEGAN
4 RUANG KANTOR. SIANG.
Shine
1
In
Frame. Fade Down. Gambar burung Garuda to wajah pak Jamil
Pak
Jamil :
sebelum kau ke Bangko bapak mau lihat dulu bagaimana baca puisimu.
Shine
2
MLS Zoom in to MCU. MAHDI
Mahdi : Aku
dak jadi nak ikut ke Bangko dak Pak. Lebih Baik anak lain be.
OS.
Suara Pak Jamil
Pak
Jamil :
E, kenapa Mahdi, bapak sudah pilih diantara semua teman kau, kaulah yang
terbaik.
Mahdi : Aku
dak ado duit untuk ongkos pak, mak ku sedang sakit pula.
Shine
3.
MCU.
Pak Jamil
Pak
Jamil :
Tenang be, segala biaya sekolah yang tanggung. Kini coba baca puisi yang kau
buat.
Shine
4.
Mahdi.
Mahdi
membaca puisi:
Menggapai
Rembulan Karya Mahdi Yusmar.
Ini
mimpi seorang anak desa,
Berebut
dengan takdir menyinari tanah kelahiran.
Aku
ingin jadi Purnamai dikelam kampung ini,
Kemudian
mengatakan pada semua, pada air, tanah dan semak belukar
Kampung
ini adalah syurga, dimana orang-orang
Hanya
menggoreskan harapan pada pohon
Lantas
bercengkrama dengan mimpi.
Aku
mau semu tahu. Akulah Purnama itu.
Aku
dilahirkan untuk mereka.
Perentak,
23 Maret 2002.
Shine
5.
MCU.
Pak Jamil.
Pak
Jamil :
Bagus sekali, bersiaplah, senin kita berangkat. Bapak ditugaskan sebagai guru
yang mendampingimu.
ADEGAN
5.
Shine 1
MLS
HALAMAN RUMAH. MAHDI BERBONCENGAN DENGAN SEPEDA MOTOR PAK JAMIL.
Shine 2
MLS
Zoom In To MS. Mhadi dan Pak Jamil. Mahdi Turun dari Motor.
PAK
JAMIL : Mak
kau pasti senang kau dapat juara I di Bangko.
MAHDI : terima
kasih pak, semua ini atas bantuan bapak, bapak tak singgah.
PAK
JAMIL : Tidak
bapak harus pulang, ada pekerjaan yang harus bapak selesaikan.
Shine
3
MLS,
MAHDI NAIK TANGGA RUMAH.
Cut
To
ADEGAN
6.
Shine
1
PINTU
BILIK. MAHDI MUNCUL DARI LUAR. CU Mahdi gembira.
MAHDI : mak aku
dapat juara (Wajah Mahdi berubah) Pak Ustadz ada apa dengan mak aku.
Shine
2.
MLS.
Pak Ustadz meneteng air dan tasbih, Maryati terbaring lemah.
Pak
Ustadz :
Sudah Pulang kau nak.
Shine 3.
MCU.
Pak Ustadz
Pak
Ustadz :
Coba cari bantuan, mak kau harus segera dibawa ke Bangko. Sakitnya tambah
parah.
Shine
4.
Cu.
Mahdi.
MAHDI : Baik pak
Ustadz, (Mahdi keluar kamar).
CUT
TO
ADEGAN
6.
Shine
1.
In
frame. Lapangan Voly SIANG. Anak-anak muda asyik bermain voly ada yang Cuma
duduk dan ngobrol.
Shine
2
Fade
Right. Sudut kiri ke kanan lapangan.
Shine
3
MLS
Rini dan Imah.
RINI : Eh
Mah, kau tau tidak, selama jando di kampung kita ini sakit, kakak aku tu terus be ke rumah nya.
Shine
4
Cu.
Imah, wajahnya kaget.
IMAH : Masak
iyo, Rin.
Shine
5
Cu
Rini.
RINI :
Iya, tadi kuliahat pulak dia ke rumah jando tu, eh Mah. Anaknya yang SMP itu
kudengar ke Bangko dua hadi yang lalu, jadi dia di rumah sendirian. Kiro-kiro
ngapo yo abang tu kerumahnyo tiap hadi?
Shine
6
CU
Imah
IMAH :
(Cemburu) Kurang ajar jando itu, biak kuserang dia, enak saja mau rebut pak
Ustadz dari aku, tak tau diri. Memangnya dia pantas dengan ustadz bujang yang
gagah itu. ustadz itu milikku. Akan kuserang dia sekarang.(Melangkah naik
motor)
Shine
7
(CU.
RINI TERSENYUM PUAS)
RINI :
Mampus kau jando. Enak be nak ganggu kakak aku. Keno kau kini.
CUT
TO.
ADEGAN
7
Shine
1
LS.
MAHDI BERLARI KERUMAH PAK RT.
Shine
2
MCU.
Mahdi
MAHDI :
Assalamualaikum. Pak RT Tolong Pak.
Shine
3
MLS.
MAHDI dan Pak RT
PAK
RT :
(Keluar dari Rumah) ada apo Mahdi.
MAHDI : Mak aku
sakit Parah, tolong pak.
PAK
RT :
Baliklah dulu, kagek bapak susul kau. Kalu perlu dibawak ke Bangko pakai be
mobil bapak.
MAHDI : Yo pak,
aku balik.
PAK
RT :
yo. Hati-hati, tunggu bapak, bapak ganti baju dulu.
CUT
TO
ADEGAN
8
Shine
1
MLS.
HALAMAN RUMAH. ORANG-ORANG MENERIAKI PAK USTADZ.
Shine
2
CU
Orang 1
Orang
1 :
oi Ustadz bango, keluar kau, dasar pendusta, macam orang alim tahu-tahu mennedekam di rumah jando.
Shine 3
CU
Orang 2
Orang
2 :
Keluar kau kalu dak kami bakar rumah ini.
Shine 4
MLS.
IMAH
IMAH : Betul
bapak-bapak kapan perlu kita rajam jando tu, bikin sial kampung.
Shine
5
MLS.
RINI
RINI :
Bang keluar bang, lah buto mato abang, awak alim, sekolah tinggi, gagah, masak
mengejar jando. Bikin malu be.
Shine
6
MLS.
USTADZ.
USTADZ
MUNCUL DI PINTU. BERDIRI DI TANGGA.
Shine
7
MCU.
Ustadz.
USTADZ : Ado apo ini
bapak-bapak, Maryati tu sakit parah, ambo ko sedang berusaha membujuknya supaya
mau berobat ke Bangko.
OS.
Orang orang mencibir dengan teriakan UUUUU….
Shine
8
MCU
Imah.
Imah : hei
bang, lah buto mato abang, jando macam tu yang abang incar. Aku ni suko samo
abang sejak dulu, aku ni cantik, mudo ngapo pilih dia pulak, tinggalin dio bang
aku cinto samo abang. ( OS. orang-orang berteriak mencibir lagi).
Shine
9
CU.
Orang 1
Orang
1 :
kiniko pergi kau dari kampung ini. Kau ustadz pembawa sial.
Shine
10
CU
Orang 2
Orang
2 :
Benar, kalau idak kau nikahi jando tu (terdengar orang –orang tertawa).
Shine
11
PAK
USTADZ
Ustadz : Dengar,
kini tolong bawak Maryati berobat ke Bangko, aku bersumpah pada kalian, bila
dia sembuh aku akan menikahinya sesuai kemauan kalian. (OS. kembali orang-orang
tertawa)
Shine
12
CU.
Rini
RINI :
bang Sadar abang yang abang ucapkan, apa abang sudah tidak waras.
Shine
13
CU.
IMAH.
IMAH : Iyo
bang macam mano nasib aku, aku ni cinto sama abang.
Shine
14
MCU.
Pak Ustadz
USTADZ : bapak dan
ibu dengar, tolong saya. Saya akan ikuti kemauan bapak ibu, saya akan nikahi
dia.
Shine.
15
MLS.
Orang 1
Orang
1 : (tertawa,
sudahlah, kalau lah macam tu nian mabuk kau. ei para perempuan, bawak jando tu
keluar, kau Fikri pinjam mobil Pak RT. Bawa Jando tu ka Bangko. (OS. Terdengar
orang-orang berteriak Uuuuu…...)
Shine
16
PAK
RT MUNCUL DARI KERUMUNAN ORANG.
Shine
17.
MCU.
PAK RT.
PAK
RT : bapak-bapak
ibu sekalian, sekarang tak usah kita
rebut lagi, yang jelas kini yang sakit kita selamatkan. Soal ustadz muda ini nanti
kita urus, para perempuan, tolong bawa Maryati keluar kita bawa dia ke Bangko. Mobil
sedang dibawa Rustam Kemari, bawak Maryati ke bawah. Kito anta dio berobat ke
Bangko.
Shine
18.
MS.
SM. MARYATI DI GOTONG IBU-IBU TURUN
TANGGA.
CUT
TO
ADEGAN
9
Shine
1
In
frame plang merek SMA.
Title
“4 tahun kemudian”
Shine
2
IN
FRAME HALAMAN SMA MUARA PERENTAK.
Shine
3
CU.
MUTIA.
MUTIA : Bapak
tiri kau baik nian, masak dia janjikan akan biayai kau kuliah.
Shine
4
MLS.
MAHDI DAN MUTIA.
MAHDI : Jangan
bilang dia bapak tiriku, dia bapakku yang diturunkan Tuhan melanjutkan
tanggungjawab bapakku yang dulu.
MUTIA : Maaf,
aku bukan bermaksud membuat kau marah oh ya, masih ingat
puisi yang aku tulis SMP dulu.
Shine
5 Cu
CU.
MAHDI
MAHDI : Ini hari
perpisahan, kau akan kuliah ke Padang, aku hanya di Bangko di STKIP YPM.
Bacalah puisi itu.
Shine
6 Cu
CU.
MUTIA
MUTIA : baiklah,
Shine
7
MLS.
Mutia membaca puisi.
bila bulan
purnama menyinari tebing, senyum sang bulan menusuk hati, bila pagi datang dan
bulan pergi, ia tak hilang dalam hati. Ini ungkapan dara remaja, nan belum
berani bermain cinta. Esok aku akan buktikan bulan itu pasti jatuh ke pelukan. Perentak
12 Mei 2002.
Shine
8
MLS.
Mutia dan Mahdi
MAHDI : Indah
Sekali, tapi siapa rembulan itu.
MUTIA : tunggu
aku sarjana, akan aku katakan padamu.
MAHDI : baik, aku
Tunggu. Kini mari kita pulang.
Shine
9
MCU
MUTIA
MUTIA : Aku
punya sesuatu untukmu. (Membuka tasnya dan mengeluarkan kain panjang) ini
untukmu.
Shine
10.
MS.
MUTIA DAN MAHDI.
MAHDI : apa
maksudnya, betuka kain pendukung bagaimana
dengan bulanmu itu.
MUTIA : bertukar
kain pendukung itu dilakukan saat bertandang, laki-laki juga membawa kain untuk
gadis. Ini kenang-kenangan, agar saat kuliah kau selalu ingat padaku. Ingat
pada cita-cita kita, ingin menjadi
sarjana. Itu yang kita katakan pada bu Aminah saat kita SMP dulu. Kini
cita-cita itu dihadapan mata. Aku tak mau cewek-cewek cantik di kampusmu
membuat klau lupa cita-cita kita.
Shine
11
MCU
TO CU MAHDI
MAHDI : (TERTAWA)
Mutia, aku tak akan kecewakan bapakku, bap;ak yang diutus Tuhan untuk
meneruskan tanggungjawab ayahku yang sudah pergi, itulah yang selalu ia katakan
padaku bila aku berbuat salah. Ia selalu berkata demikian, berulang kali itu ia
ucapkan bila aku melawan padanya. Aku tak akan kecewakan dia, aku tahu dia
benar-benar mendidikku bukan marah padaku sekalipun aku sering membuatnya
marah. Tapi tak ada salahnya menerima pemberian sahabatku yang manis ini, aku
terima terima kasih. (menerima kain).
Aku hanya punya ini. (MAHDI MEMBERIKAN SECARIK KERTAS)
Shine
12
CU.
MUTIA
MUTIA : oh indah
sekali puisi ini. Kau yang membuatnya. Tolong baca untukku.
OS.
SUARA MAHDI.
MAHDI : kelak
bila aku telah mendapat gelar sarjana aku akan membacakannya.
CU.
MUTIA :
(TERSENYUM) balas dendam ya…
CUT
TO.
ADEGAN
9
Shine
1
IN
FRAME TO MS HALAMAN KANTOR PBS. STKIP YPM BANGKO. MAHDI DAN SEORANG DOSEN
Dosen : jadi
kau mau meneliti nilai sastera pada pantun mudo saat betandang, wah bagus itu.
MAHDI : Ya pak
aku sudah punya narasumbernya.
Dosen : bapak
akan bantu, kebetulan bapak punya beberapa buku tentang analisis sastera,
ajukanlah judulmu ke jurusan.
MAHDI : baik pak.
Shine
2
CU.
WAJAH MAHDI CERAH, IA TERSENYUM.
CUT
TO
Shine
1
MS MAHDI
BIMBINGAN SKRIPSI. MLSTo XS lembar kertas Skripsi dan pena mencoret beberapa
bagian.
Shine
2
IN FRAME. MAHDI
KELUAR LOKAL SAMBIL TERSENYUM.
ADEGAN 10
Shine
1
MLS.
MAHDI. MOTOR MAHDI MASUK HALAMAN.
Shine
2
IN
FRAME. MAHDI NAIK TANGGA RUMAH.
Shine
3
RUMAH.
SIANG. USTADZ TERBARING. IA SAKIT. MAHDI MASUK.
Shine
4
MAHDI
MELANGKAH MENDEKATI USTADZ.
Shine
5
MS.
MAHDI DAN PAK USTADZ
MAHDI :
assalamualaikum.
USTADZ : wa alaikum
salam.
Shine
6
XS
MAHDI MENGAMBIL TANGAN USTADZ DAN MENCIUMNYA.
Shine
7
CU
MAHDI
MAHDI : badan
bapak panas sekali. Pak lebih baik aku cari mobil untuk membawa bapak ke
Bangko.
Shine
8
CU.
PAK USTADZ TERBARING PUCAT.
USTADZ : Sudahlah
nak, bapak tadi malam bermimpi, kau berada di atas mahligai kemudian turun. Kau
gendong bapak untuk kau bawa ke mahligai itu tapi bapak terlepas olehmu. Tapi
setelah itu bapak bertemu dengan almarhum ayahmu dulu, ia peluk bapak dan terus
mengucapkan terima kasih sementara ibumu terlihat tersenyum. Aneh seolah ada dua
orang yang sama persis dengan ibumu, yang satu ikut denganmu ka atas mahligai
yang satu lagi membimbing tangan bapak ke taman bunga yang sangat indah. Kau
pasti tahu maknanya.
Shine
9
MLS.
MAHDI DAN PAK USTADZ
Mahdi : Pak
jangan berkata begitu, aku mau bapak melihat aku berpakaian wisuda. Aku anak
bapak, sama seperti Rukiah dan Nisa.
USTADZ : Benar nak, kau anakku, jangan ragu sayang
bapak padamu. Tapi bapak ini mempunyai penyakit yang tak diketahui dokter nak,
itu tidak bapak beritahu pada kalian, hanya ibumu yang tahu. Orang tua bapak
cukup terpandang di k ampung ini. Kau pasti tahu nek tan kau adalah toke
terkaya disini. Sejak kecil bapak bahkan sudah dibawa ke singapur untuk
berobat. Para dokter itu tidak tahu nama penyakit bapak. Dulu sering kau lihat
bapak sakit, kemudian sembuh sendiri. Bila berkehendak esok tuhan akan
menyembukan bapak dan hadir di wisudamu.
Sudah selesai ujian akhirmu?
MAHDI : Minggu
depan pak.
Shine
10
MCU
PAK USTADZ TERSENYUM.
USTADZ :Baik, ada
emas dilemari, ibumu juga tak tahu. Bila kau mau wisuda jual emas itu. Bila
bapak tak datang diwisudamu kelak ingatlah, seperti bapakmu yang dulu, bapak
akan selalu ada dalam hatimu.
(OS)
MAHDI : Jangan
berkata begitu pak.
USTADZ : Sudah ashar
tolong ambilkan air bapak mau berwudlu.
(OS)
MAHDI : Baik
Pak.
Shine
11
MAHDI
MELANGKAH MENUJU DAPUR.
ADEGAN
11
Shine
1
IN
FRAME PARA PENGUJI DI RUANG KOMPERHENSIF
Shine
2
IN
FRAME Zoom To MCU. MAHDI
MAHDI : menurut
kajian strukturalisme genetik, fungsi pantun mudo adalah sebagai penghias
pergaulan muda-mudi, pantun mudo berupa hiasan tuturan percintaan. Dalam hal
ini seiring perubahan zaman, tiadanya tradisi bertandang membuat tuturan ibi
juga tidak diucapkan lagi maka disini dapatlah disimpulkan bahwa satu struktur
budaya hilang akan membuat pola pergaulan muda-mudi berubah dan karakter
pergaulan muda-mudi juga akan berubah. Demikian kesimpulan penelitian saya.
Shine
3
MCU
MODERATOR PENGUJI
MODERATOR
PENGUJI: baik sebelum kami memutuskan apakah skripsi anda lulus kami perlu
bersidang silahkan anda keluar dulu.
Shine
4
CU.
MAHDI
MAHDI
: baik
Bu
ADEGAN
12
Shine 1
IN
FRAME. PINTU RUANG SIDANG TUGAS AKHIR. MAHDI KELUAR HENPHONYA BERDERING.
Shine 2.
IN
FRAME. MAHDI MENGANGKAT TELEPON.
SUARA MUTIA : hei Di aku sudah
selesai kompre kemarin. Aku lulus dengan nilai A kau macam mana.
Mahdi : Aku sedang
ujian sekarang.
Mutia : oke
kita ketemu di dusun Selasa, aku sedang berangkat pulang sekarang.
Mahdi : oke.
Kita ketemu di dusun, aku akan bacakan puisi yang ada padamu itu dan kau harus
katakan siapa rembulanmu itu.
Mutia : Siapa
takut.
Shine 3
IN
FRAME PINTU RUANG SIDANG. SESEORANG MUNCUL
MEMANGGIL MAHDI.
Shine
4
MS
Seseorang : Mahdi
Masuk penguji akan membacakan hasil sidangnya.
Shine
5
IN
FRAME PINTU RUANG SIDANG. MAHDI MASUK.
ADEGAN
13
Shine
1
IN
FRAME DEWAN PENGUJI.
Shine 2
MS.
SEKRETARIS PENGUJI.
Sekretaris
Penguji : setelah
bersidang, dengan sangat berat hati kami harus membuat keputusan sulit. Apa
anda siap mendengarnya.
Shine
3
MS.
MAHDI. CEMAS
Mahdi : Siap
bu.
O.S
Moderator Penguji : baik, hasil
sidang kami dari dewan penguji telah mempertimbangkan isi skripsi anda, kami
tahu anda sudah dengan susah payah menyusunnya tapi apalah daya kami, kami
ditugaskan menguji anda maka…(sejenak hening)
swaudara Mahdi anda siap dengan segala keputusan yang akan anda dengar.
Mahdi :
(cemas) siap bu.
Shine
4
MS.
SEKRETARIS PENGUJI
Moderator
Penguji : baik, kami
telah memutuskan bahwa anda, (DIAM SEJENAK) lulus dengan nilai A. Selamat!
Shine
5
CU.
MAHDI TERSENYUM BAHAGIA.
Shine 6
MS.
MAHDI MENGUSAP AIR MATA.
Mahdi : alhamdulillah.
Shine
7
IN
FRAME.MAHDI menhgejar tangan para penguji dan menciumnya sanbil menangis.
MAHDI : terima
kasih bu, pak. Terima kasih.
CUT
TO.
ADEGAN
14
Shine
1
IN
FRAME. JALAN RAYA.
Shine
2
Ls.
Zoom to MS. Mahdi mampir di rumah Mutia. Motor nya ia parkir di halaman.
Shine
3
MS.
MAHDI DI PINTU RUMAH MUTIA.
Mahdi :
Assalamualaikum.
Shine
4
IN
FRAME. PINTU. Ibu Mutia Muncul
Ibu
Mutia :
kau mahdi masuklah.
Shine
5
MS.
MAHDI DAN IBU MUTIA
Mahdi : disini
saja mak, aku hanya sebentar.
Ibu
Mutia :
baiklah mak panggilkan mutia dulu.
Mahdi : baik
mak.
Shine
6
IN
FRAME. PINTU RUMAH. Ibu Mutia masuk.
Shine
7
MS.
MAHDI TERSENYUM SENDIRI.
Mahdi : Ayah
aku telah berhasil memperjuangkan cita-citamu, kini aku akan perkenalkan padamu
mutia. Tapi sebelumnya aku akan katakan dulu padanya, aku mencintainya. Bila ia menerimanya aku akan
bawa dia padamu ayah…ayah do`akan aku. (terdengar suara mutia, Mahdi terkejut)
OS.
Mutia :
hei bicara sendiri. Sudah gila ya.
Shine
8
MCU.
MAHDI KAGET. MENOLEH KE MUTIA.
Mahdi :
(gugup) kau mendengarkan kata-kataku?
Shine
9
CU.
MUTIA TERSENYUM.
Mutia :
sebagian, oh ya. Kapan kau akan membacakan puisi ini untukku.
Shine
10
MLS.
MAHDI DAN MUTIA.
Mahdi
:
segera.
Mutia :
bacakan sekarang, akan aku katakan siapa rembulanm ku itu. ( OS. terdengar
suara azan)
Shine 11
MAHDI.
WAJAHNYA BERKERUT. ZOOM OUT TO MADI DAN
MUTIA.
Mahdi :
Perasaaku tidak enak kenapa jam begini ada orang azan di masjid.
Mutia :
seperti ada yang meninggal.
Shine
12
In
frame. Pintu. Ibu Muyia muncul.
Ibu
Mutia :
pergilah pulang nak, mak baru dapat kabar bapak
kau meninggal.
Shine
13
CU
TO MLS. MAHDI TERKEJUT DAN HISTERIS.
Mahdi :
(kaget) tidak, tifdak mungkin, bapakku akan hadir saat wisudaku. Ini tidak
mungkin. (mahdi meraung menahan sedihnya)
Shine
14
MS.
MAHDI DAN MUTIA.
Mutia :
sudahlah, sabar mahdi, kau adalah purnama, jangan redup oleh kenyataan ini.
Ingat kau berjanji akan menerangi kami semua. Bila puisimu disatukan dengan
puisiku maka lengkaplah apa yang dibutuhkan desa kita ini padamu. Untuk itu
jangan biarkan dirimu redup.
Mahdi : Aku
akan ke Pusara.
Mutia :
Baiklah aku akan ikut tunggu sebentar aku ganti pakaian.
ADEGAN.15
Shine
1
FADE
LIFT POHON-POHON.
Shine
2
MS.
CAHAYA MAHARAI MENEMBUS DEDAUNAN.
Shine
3
LS.
JALAN MENUJU PUSARA.
Shine
4.
IN
FRAME. MARYATI, NISA DAN RUKIAH BERSIMPUH DI TANAH MERAH.
Shine.
5
IN
FRAME. MAHDI, IMAH, RUKIAH DAN MUTIA.
MAHDI. : Mak…
MARYATI : sabar be lah nak.
Shine
6
MS.
MAHDI. MENANGIS TERSEDU.
MAHDI : ngapo dak
nunggu aku wisuda pak.
ZOOM
OUT TO PUSARA DAN MAHDI. MAHDI MEMELUK NISAN.
MAHDI :
(MENANGIS) ngapo dak tunggu aku wisuda pak.
Shine
7
MS.
MAHDI DAN NISA.
NISA :
sudahlah bang. Biar bapak tenang. Ayo kita balik.
Shine
8
IN
MCU. MUTIA
MUTIA : Mahdi.
Apa kau tidak lupa apa yang ingin kau
katakan pada bapak tadi.
Shine
9
MCU.
MAHDI , MUTIA DAN NISA.
MAHDI. : (Menatap
Mutia) kau mendengar aku bicara sendiri
tadi, sebagian atau…
Shine
10
CU.
MAHDI
MAHDI : kurasa
aku tak akan pernah mengatakannya karena saat ini ia telah tiada.
OS.
Maryati : Nak
ia selalu mengatakan. Ia tak akan pergi darimu, seperti ayahmu yang dulu. Ia tetap ada dihatimu.
Shine
11
MCU.
MUTIA.
MUTIA :Kini
katakanlah pada bapak bahwa kau telah
membawa gadis yang ingin kau jadikan istri itu kehadapannya.
Shine.
12
MS.
MAHDI
MAHDI : aku belum
mengatakan aku cintaku pada gadis itu.
Bagimana mungkin aku membawanya.
Shine
13
MS.
MUTIA DAN MADI
MUTIA : kau
selalu mmbawanya dihatimu. Kau tak pernah meninggalkannya dimimpi-mimpi dan
harapan mu. Mungkin ibu Mar belum bercerita tentang itu, tapi ibuku sudah lama
menjelaskannya.
Shine
14
MCU.
MARYATI DAN MAHDI.
MARYATI : Mahdi. Mutia
ini tunanganmu nak.
Shine
15
MS.
ZOOM IN TO CU.
MUTIA :Rembulan
itu adalah dirimu, kini kau berani mengatakan pada ayahmu bahwa kau telah
membawaku untuk direstuinya sebagai menantu?
Shine
16
CU.
MAHDI. KAGET.
MAHDI : apa? Kau
menciantai diriku sejak SMP?
Mutia : waktu
aku baru lahir dulu, ayahmu yang terdahulu telah mengikat kau dan aku dalam
pertunangan. Istilahnya adalah tukar kain di ayunan.
Shine
17
Flas
back Mutia yang SMP menerima kain dari
ayahnya. Mutia memeluk kain itu di tempat tidurnya. Mutia dan Mahdi didepan SMP
saat membicarakan puisi, hingga Mutia membaca puisi didepan SMA. OS suara
mutia.
OS.
Mutia :Ayahmu
yang dulu sahabat karib ayahku waktu masih bujang. Dulu mereka bersaing
mendapatkan ibumu, ayahku kalah bersaing mendapatkan cinta mak Maryati, dengan
sportif mereka berjanji bila anak mereka berpasangan akan dijodohkan. Cerita
itu sudah diceritakan ibuku sejak aku SMP kelas 1.
Shine
18
MLS.
MUTIA MENDEKATI MAHDI.
Shine
19
X
S. SL MT. KAIN YANG CUKUP USANG DIHADAPKAN DARI TANGAN MUTIA PADA WAJAH MAHDI.
OS SUARA MUTIA.
OS.
MUTIA :Ini
kain pendukungmu. Aku selalu membawanya saat aku tidur hatiku mendambakan bila dewasa kelak akan jadi
suamimu. Kini aku sudah dewasa, harapan itu ada dihadapanku. Jangan katakan kalau
tak setuju dengan perjodohan ini. Aku mendengar segala ucapanmu didepan rumah
tadi. Kau hanya perlu minta restu ayahmu yang ini, lelaki berhati emas yang
mengantarmu pada cita-citamu jadi seorang sarjana.
Shine
20
MCU.
WAJAH MAHDI BINGUNG DENGAN TETES AIR
MATA MASIH BERLINANG. MUSIK. BLUR TO.
ADEGAN
16
Shine
1
MS
RUANG KELAS. MAHDI SEDANG MENGAJAR.
MCU.
MAHDI.
MAHDI : untuk
memberikan motivasi bagi kalian, hari ini bapak akan bacakan sebuah puisi yang
bapak tulis waktu SMP dulu. Di sini, di SMP tempat kalian sekolah ini. (OS. Tersengar teriakan dan tepuk tangan
anak-anak).
Shine 2
MS.
Mahdi membaca puisi didepan kelas.
Mata Air airmata
Di
sudut bibir yang selalu tersenyum,
Wajah
nan selalu ramah. Mana ada amarah.
Meletakkan
jembatan bagi kaki-kaki rapuhku
Menuju
harapan.
Kini
kuhadapkan harapan
Sebagai
kenyataan. Kau genggam Cahaya kau
Peluk
rembulan. Gamang memang.
Kau
tak pernah mengeluh.
Shine 3
MS. PINTU KELUAR. PAK JAMIL MASUK.
Shine 4
MS. PAK JAMIL
PAK JAMIL :
Pak Mahdi, tolong umumkan pada
anak-anak. esok kita gotong royong.
Shine 5
MCU. MAHDI.
MAHDI :
baik pak.
Blur to
MS. Kegiatan gotong royong guru dan siswa. Mutia selal;u
didekatnya.
Shine
6.
RUANG
KANTOR. MAHDI DAN MUTIA DENGAN BERDISKUSI MEMBICARAKAN PELAJARAN.
Shine
7.
LS.
JEMBATAN GANTUNG. MAHDI DAN MUTIA.
Shine 8.
MS.
MUTIA MAHDI
Mutia :
jadi kapan abang akan bacakan puisi itu.
MAHDI : aku
sudah bacakan puisi itu dikelas untuk anak-anak.
Mutia :
tapi dulu waktu SMA abang janji akan membacakannya untukku.
Mahdi :
Untuk apa aku bacakan puisi itu padahal perwujudan puisi itu sudah ada
disisiku.
Shine 9
CU
MUTIA. BINGUNG
MUTIA :Maksud
abang?
Shine 10.
MS.
MAHDI DAN MUTIA
MAHDI :
sudahlah itu hanya puisi anak SMP yang sedang jatuh cinta.
Shine 11
SMT.
Mutia tersenyum Manis.
Shine 12
MS.
Mutia dan Mahdi menyeberangi jembatan gantung.
Fade Out
Epilog
Setia
memelihara resah itu
Tuk
terangi sekeliling.
Korbankan
diri kobarkan semangat
Duhai
Bila tiada kau kemana
Mimpi
berlabuh.
Dengan
segala harap, iklaslah kau.
Wahai
Mahatahari.
Perentak
2002 Mahdi Yusmar
Visual:
FOLLOW
TO MAHDI DEWASA. KERTAS-KERTAS BERSERAKAN DILANTAI. MAHDI TERTIDUR MENEKUR KE
MEJA TULIS.
Cut
To
OS.
SUARA MUTIA. : BANG MAHDI AYO MAKAN.
Cut
To
MCU:
MUTIA MENYUSUN KERTAS-KERTAS DIMEJA. MCU
MUTIA GELENGH KEPALA: Hari ini Puisi apa
lagi yang akan kau tulis rembulanku. Adakah yang lebih indah dari puisi masa
remaja dulu?
CU.
MUTIA. Tidurlah Rembulan. Kau letih menoreh cinta untuk pendidkan. Kau lelah untuk
terus membuktukan pada Ustadz Hadi bahwa kau mampu berjuang menjadi seorang
pendidik layaknya ia berjuang untuk pendidikanmu. Rembulan ini akan bersinar.
Aku yakin,,,,MUTIA MENYELIMUTI HARI YANG TERPEKUR DIMEJA TULIS.
FADE BLACK
Titel
: SELESAI
Cerita/sutradara
Wiko Antoni
Juru
Kamera…
Editing
Studio….
Pimpinan
Produksi..
Pimpinan
Lapangan…
Koordinator
Muara Perentak…
Koordinator
STKIP YPM Bangko…
Para
Pemain…
Terima
kasih Kepada…
Produksi
WikoantoniIndiesinema 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar